HEADLINEPOLITIKSAINTEK

Soroti Temuan Mikroplastik di Air Hujan, Netty Aher DPR: Jadi Alarm Penguatan Kesehatan dan Lingkungan

×

Soroti Temuan Mikroplastik di Air Hujan, Netty Aher DPR: Jadi Alarm Penguatan Kesehatan dan Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi AI Temuan Mikroplastik Saat Hujan di Perkotaan/Gemini AI
Ilustrasi AI Temuan Mikroplastik Saat Hujan di Perkotaan/Gemini AI

Datateks.id, Jakarta — Temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan adanya kandungan mikroplastik dalam air hujan yang mengguyur sejumlah kota besar di Indonesia mendapat perhatian sejumlah kalangan. Sorotan dari kalangan parlemen, misalnya.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher menyatakan, hasil riset BRIN mengenai kandungan mikroplastik dalam air hujan perlu dijadikan peringatan dini (early warning) bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperkuat langkah pengendalian polusi plastik dan menjaga kesehatan masyarakat, terutama kulit dan sistem pernapasan.

“Temuan mikroplastik di air hujan menunjukkan betapa luasnya dampak pencemaran plastik terhadap kehidupan kita. Ini bukan hanya isu lingkungan, tapi juga kesehatan publik yang perlu mendapat perhatian lintas sektor,” ucap Netty dalam keterangan tertulis di Jakarta, yang disitat datateks pada Rabu (5/11/2025).

Lantaran itulah, Netty Aher berharap BRIN bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat menyampaikan hasil kajian lanjutan secara komprehensif. Dengan demikian, publik mendapatkan pemahaman yang benar dan proporsional.

“Kita mengapresiasi riset BRIN ini. Namun, perlu juga penjelasan ilmiah lanjutan dari Kemenkes mengenai tingkat risiko dan dampaknya terhadap kesehatan manusia, termasuk kulit, agar masyarakat mendapat informasi yang jelas dan tidak menimbulkan kepanikan,” Netty menambahkan.

Baca Juga: Ada Kandungan Mikroplastik Saat Hujan Mengguyur, Berbahaya untuk Tubuh Manusia?

Bukan hanya itu. Netty menilai pemerintah perlu memperkuat edukasi publik soal langkah-langkah sederhana dalam melindungi diri dari paparan mikroplastik, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, pekerja lapangan, dan masyarakat perkotaan.

“Edukasi publik penting. Misalnya, imbauan untuk mencuci kulit setelah kehujanan, memakai pelindung saat beraktivitas di luar ruangan, dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang menjadi sumber utama mikroplastik,” ujarnya.

Legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menekankan, persoalan mikroplastik tidak bisa dipandang secara terpisah antara isu lingkungan dan kesehatan. Sebab itu, Netty mendorong kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta BRIN untuk memperkuat riset, pemantauan, dan kebijakan pengendalian plastik.

“Kita perlu kerja bersama lintas kementerian untuk memastikan udara, air, dan tanah kita bersih dari partikel berbahaya. Penanganan mikroplastik adalah bagian dari upaya menjaga kesehatan masyarakat secara berkelanjutan,” pungkas Netty Aher. (DTT/Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *