Datateks.id – Tol Laut begitu populer di era pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Secara konsep, Tol Laut yang dimaksud di sini bukanlah tol di atas laut seperti Jalan Tol Bali – Mandara sepanjang 12,7 km yang beroperasi sejak 2013 silam.
Muasalnya, Tol Laut merupakan program yang digagas oleh Presiden Jokowi untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang ke seluruh daerah.
“Konsep Tol Laut bukan hanya sekadar bangunan jalan tol yang berada di atas laut. Tol Laut adalah jalur pelayaran bebas hambatan yang menghubungkan hampir seluruh pelabuhan di Indonesia,” demikian penjelasan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), melalui akun medis sosial resminya.
Adapun sejumlah mananfaat Tol Laut, yakni menurunkan biaya logistik dan transportasi, membantu distribusi barang pokok dan bangunan, menekan harga barang, dan menggali potensi sumber daya laut.
Ditjen Bina Marga menambahkan, manfaat Tol Laut bagi Indonesia di antaranya, mewujudkan nawacita, meningkatkan kesejahteraan semua lapisan masyarakat, meningkatkan kemandirian dan jumlah pendapatan masyarakat pesisir, pembangunan infrastruktur dan mengurangi angka pengangguran.
Dalam perkembangannya program Tol Laut tidak hanya dilaksanakan oleh Pelni, tetapi juga BUMN lain dan perusahaan pelayaran swasta lainnya. Sebagian besar Tol Laut memang beroperasi di kawasan Indonesia Timur.
Ditjen Bina Marga mencatat, saat ini Indonesia telah memiliki 34 trayek Tol Laut, di antaranya Tanjung Perak – Makassar – Tahuna – Nunukan – Tanjung Perak. Kemudian, Bitung – Luwuk – Pangimana – Bunta – Mantangisi – Ampana – Parigi – Tilamuta – Bitung.
Selanjutnya, Merauke (Kelapa Lima) – Dobo – Elat – Tual – Kaimana – Biak – Serui – Nabire – Elat – Merauke. Lalu, Tanjung Perak – Pulau Obi – Piru – Bula – Larat – Tepa – Tanjung Perak.
[redaksi datateks]
Respon (3)