Datateks.id, Lumajang — Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB berkomitmen terus mendampingi Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dalam penanganan usai erupsi Gunung Semeru. BNPB juga mendorong pemerintah setempat dapat segera memulai proses relokasi dengan menentukan lokasinya yang aman untuk masyarakat terdampak yang masih memiliki tempat tinggal di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Demikian disampaikan Kepala BNPB Letnan Jnederal (Letjen) TNI Suharyanto, saat meninjau lokasi terdampak di Dusun Sumbersari, Selasa, 25 November 2025, dengan didampingi Bupati Lumajang Indah Amperawati.
Baca Juga: Dasbor Sistem Satu Data Bencana dan Ketangguhan Masyarakat Sumbar
Sebelumnya, pemerintah setempat hendak memindahkan warga terdampak dari Dusun Sumbersari ke Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro. Sebelumnya di Desa Sumbermujur telah terbangun hunian tetap dan terbukti aman dari dampak erupsi.
Hanya saja, usulan tersebut belum sepenuhnya disetujui oleh masyarakat. Sebab, lokasinya yang dinilai jauh dari sumber mata pencaharian warga.
Lantaran itulah, Kepala BNPB meminta agar jajaran pemerintah daerah mendata kembali jumlah warga yang rumahnya hancur akibat erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 November 2025. Letjen Suharyanto juga menekankan pentingnya pendekatan dialog dan musyawarah antara warga dan pemerintah daerah dalam menentukan lokasinya.

“Arahan saya, untuk relokasi coba data lagi Pak Kalak dan Bu Bupati kalau benar-benar hilang rumahnya sampaikan, mungkin opsi pertama kita cari tanah relokasi meskipun jauh, tapi di sana terbukti aman. Ini yang harus diprioritaskan pemerintah pusat dan daerah” ujar Suharyanto usai meninjau lokasi terdampak di Dusun Sumbersari, dalam keterangan tertulis yang diterima datateks pada Rabu (26/11/2025).
Opsi selanjutnya, Kepala BNPB mengatakan masyarakat juga dapat mengusulkan ke pemerintah daerah lahan milik kerabat dan keluarganya sebagai alternatif lokasi relokasi.
“Coba dihitung lagi kalau memang nanti ternyata tidak bisa masuk ke relokasi yang lama ada tempat yang baru, ya boleh dan betul-betul dipastikan aman ya. Dan Bu Bupati yang menyediakan lahannya untuk 221 warga yang terdampak di Dusun Sumbersari,” Kepala BNPB menambahkan.
Perpanjangan Masa Tanggap Darurat
Langkah selanjutnya, menurut Kepala BNPB berkaitan dengan perpanjangan masa tanggap darurat selama 7 hari ke depan. Pemerintah akan mengupayakan terus mendukung pemenuhan logistik dan kebutuhan dasar masyarakat terdampak.
“Tanggap darurat masih berjalan dan masyarakat tidak ada yang mengungsi permanen jumlahnya fluktiatif. Kalau malam banyak dan siang mereka ke rumah masing-masing untuk bersih-bersih,” imbuh Suharyanto.
Untuk memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi pascaerupsi, Kepala BNPB meminta agar Early Warning System (EWS) dan perangkatnya berupa kamera pantau atau CCTV dapat diperbaiki dan diperbaharui. Terutama, bila ada yang rusak akibat erupsi Semeru.
“EWS juga dan CCTV kalau gunungnya sudah reda, dan bisa naik di pasang lagi. Itu mungkin kalau yang lama itu sudah tidak update tingkat keamanannya kurang bagus itu dibuatkan lagi yang lebih aman. Agar kalau ada guguran awan panas itu aman,” Suharyanto menjelaskan.
Usulan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Kepala BNPB juga mengusulkan kepada pemerintah daerah, selepas tanggap darurat, Bupati Lumajang dan jajaran dapat mengusulkan upaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi ke pemerintah pusat. Salah satu bentuknya yang dapat dibangun selain hunian tetap juga pos pengungsian terpusat yang dapat digunakan sewaktu apabila terjadi bencana.
Suharyanto menekankan pula, BNPB akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait. Di antaranya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk infrastruktur dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) untuk pembangunan kembali sekolah yang rusak berat.

“Tapi pengungsian terpusat ini coba didesain yang baik jangan hanya seperti hanggar atau gudang, tapi lebih ke gedung serbaguna yang bisa digunakan apabila tidak ada bencana difungsikan dengan kegiatan lain seperti sekolah atau tempat pertemuan,” Suharyanto berharap.
Peninjauan wilayah terdampak pascaerupsi Gunung Semeru menjadi rangkaian kegiatan kunjungan kerja Kepala BNPB di Lumajang. Selain ke wilayah terdampak, bersama Bupati dan jajarannya, Kepala BNPB juga mengunjungi pos pengungsian di SMPN 02 Pronojiwo.
Di lokasi pos pengungsian, Kepala BNPB berkesempatan berdialog dengan 159 warga yang mengungsi. Pada kesempatan tersebut, Kepala BNPB selain memberikan dukungan morel kepada warga juga memberikan penjelasan terkait rencana upaya relokasi yang akan dilakukan oleh pemerintah. Suharyanto berharap agar masyarakat dapat koorperatif dalam menentukan lokasi relokasi bersama-sama demi kebaikan dan keselamatan masyarakat ke depannya. (DTT/Ans)












