DAERAHHEADLINEPERISTIWA

BNPB: Korban Meninggal Dunia Bencana Sumatera Bertambah Jadi 1.068 Jiwa, 537.185 Warga Masih Mengungsi

×

BNPB: Korban Meninggal Dunia Bencana Sumatera Bertambah Jadi 1.068 Jiwa, 537.185 Warga Masih Mengungsi

Sebarkan artikel ini
Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari (kiri) menggelar konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center Komdigi di lobi Kantor Gubernur Aceh, Kota Banda Aceh, Kamis (18/12/2025). (Tangkapan layar saluran resmi BNPB di YouTube)
Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari (kiri) menggelar konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center Komdigi di lobi Kantor Gubernur Aceh, Kota Banda Aceh, Kamis (18/12/2025). (Tangkapan layar saluran resmi BNPB di YouTube)

Datateks.id, Banda Aceh — Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB kembali memutakhirkan data dampak dan korban bencana hidrometeorologi yang menerjang 3 provinsi di Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Terkonfirmasi jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 1.068 jiwa.

“Jumlah total korban jiwa, meninggal dunia dari 1.059 jiwa, menjadi 1.068 jiwa,” ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari, dalam konferensi pers secara daring, Kamis (18/12/2025), melalui saluran resmi BNPB di YouTube.

Menurut Muhari, proses pencarian dan pertolongan pada hari ini menemukan 9 jenazah korban bencana di 3 provinsi tersebut. Tiga jasad ditemukan di Aceh Utara, 2 jenazah ditemukan di Aceh Timur, dan 1 jenazah ditemukan di Tapanuli Selatan, Sumut. Serta, 1 jenazah ditemukan di Langkat, Sumut, 1 jenazah ditemukan di Agam, Sumbar, dan 1 jasad ditemukan di Padang Pariaman, Sumbar.

Baca Juga: BKSAP: Diplomasi Parlemen Berperan Penting dalam Politik Luar Negeri RI

Kapusdatinkom BNPB memerinci, hingga hari ini, jumlah korban meninggal dunia di Aceh mencapai 456 jiwa. Di Sumut 366 jiwa, sedangkan di Sumbar 246 jiwa.

Adapun jumlah korban hilang saat ini sebanyak 190 orang. Sementara, warga terdampak yang masih mengungsi sebanyak 537.185 jiwa.

“Per hari ini masih ada 27 kabupaten/kota yang menetapkan status tanggap darurat. Ada tambahan 1 kabupaten/kota yang kemudian memperpanjang status tanggap darurat,” Muhari menambahkan.

Lebih jauh Muhari menyampaikan, perpanjangan status tanggap darurat ini difokuskan untuk pencarian korban hilang, recovery atau pemulihan, hingga pembangunan hunian sementara.

“Untuk hunian sementara nanti akan dilaksanakan di seluruh kabupaten kota terdampak yang pemerintah daerahnya memang mengusulkan sesuai kebutuhan hunian sementara tersebut,” Muhari menjelaskan. (DTT/Ans)