Datateks.id, Singkil — Wakil Presiden atau Wapres Gibran Rakabuming Raka melanjutkan rangkaian peninjauan lapangan ke sejumlah wilayah terdampak bencana di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, Kamis, 4 Desember 2025. Sebelumnya, Wapres meninjau wilayah terdampak bencana di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut) dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 3 Desember 2025, menyebutkan di Aceh Singkil terdapat 5.286 kepala keluarga yang mengungsi, Mereka bagian dari 21.143 jiwa terdampak banjir dan longsor di kabupaten tersebut.
Agenda Wapres ini sebagai tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto. Terutama agar pemerintah bergerak cepat membantu masyarakat yang sedang menghadapi bencana alam dan mempercepat proses pemulihan.
Laman resmi Wapres RI melansir, dari Lapangan PTPN Batang Toru, Tapanuli Selatan, Wapres Gibran dan rombongan lepas landas menuju Kabupaten Aceh Singkil menggunakan Helikopter VVIP Kepresidenan Super Puma.
Setibanya di Bandar Udara (Bandara) Syekh Hamzah Fansyuri, Desa Kampung Baru, Kecamatan Singkil Utara, Wapres bergerak menuju Desa Ujung Bawang, Kecamatan Singkil. Wapres menggunakan kendaraan darat untuk meninjau wilayah yang terdampak banjir serta memastikan kebutuhan masyarakat tertangani secara tepat.

Di lokasi tersebut, Wapres didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto serta Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon. Wapres menekankan pentingnya percepatan penanganan banjir, termasuk pendataan kerusakan, penyediaan logistik, dan penyiapan rencana pemulihan jangka panjang
Usai peninjauan banjir, Wapres melanjutkan perjalanan ke Desa Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara, untuk meninjau kondisi jembatan yang terdampak bencana. Di tempat ini, Wapres melakukan evaluasi kondisi infrastruktur serta mendengar laporan teknis dari pemerintah daerah dan tim penanganan bencana.
9 Kecamatan dan 67 Desa
Kepada Wapres, Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon melaporkan kondisi wilayahnya yang terdampak banjir dan longsor akibat hujan ekstrem yang melanda sejak 19 November lalu. Bencana tersebut melanda 9 kecamatan dan 67 desa. Menyebabkan kerusakan luas pada permukiman, infrastruktur, serta memaksa ratusan warga mengungsi sebelum situasi berangsur membaik.
“Kejadian kebencanaan akibat intensitas hujan yang tinggi ekstrem. Jadi di sini tidak pernah begini, menurut sejarah 200 tahun yang lalu ini Pak begini kejadiannya. Inilah jadi banjir dan longsor,” ujarnya.
Menurut Safriadi, dalam upaya penanganan bencana, pemerintah daerah bersama TNI–Polri bekerja tanpa henti membuka akses jalan, menyalurkan bantuan, serta memperbaiki infrastruktur terdampak. Sejumlah kebutuhan mendesak juga menjadi perhatian, termasuk penambahan perahu karet, pemulihan jaringan air bersih, logistik darurat, dan percepatan pembangunan tanggul yang terbukti melindungi desa dari banjir sebelumnya.
“Kami luar biasa Pak di sini. Alhamdulillah kompak sekali Pak Dandim, Pak Kapolres, dan anggota seluruhnya bekerja, malam hari pun bekerja untuk bagaimana membuat jalan alternatif,” ungkapnya.

Pada kesempatan terpisah, Safriadi menjelaskan berbagai akses utama sempat terputus akibat kerusakan jembatan dan jalan. Alhasil, distribusi logistik harus dilakukan dengan sampan karet dan perahu motor.
Melanjutkan Pembangunan Tanggul
Ia juga menyampaikan permohonan agar pemerintah pusat melanjutkan pembangunan tanggul pengaman banjir serta perbaikan infrastruktur yang rusak. Termasuk jembatan dan akses menuju daerah terdampak longsor. Menurut dia, kawasan tersebut rentan banjir tahunan akibat penurunan permukaan tanah pascagempa Aceh–Nias.
Safriadi juga menyambut baik arahan Wapres yang memastikan pemerintah pusat akan mendukung percepatan pemulihan dan pembangunan kembali infrastruktur yang rusak. Ia menambahkan, dukungan pemerintah pusat sangat penting bagi percepatan pemulihan.
“Harapan kami, Aceh Singkil dapat segera pulih. Kami sampaikan ke Pak Wapres, yang paling mendesak saat ini adalah air bersih, logistik, perbaikan akses, dan kelanjutan pembangunan tanggul. Mudah-mudahan bantuan segera terealisasi,” imbuhnya.
Setelah seluruh agenda lapangan selesai, Wapres kembali bergerak menuju Bandara Syekh Hamzah Fansyuri untuk bertolak ke Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Soewondo, Medan, Sumatera Utara. Di lokasi tersebut, Wapres meninjau gudang logistik di kawasan lanud Soewondo untuk memastikan kesiapan bantuan bagi daerah terdampak bencana di wilayah Sumatera bagian utara. (DTT/Ans)












