DAERAHHEADLINE

Rektor UIN Bukittinggi Masuk Jaringan Pengajar Ideologi Pancasila

×

Rektor UIN Bukittinggi Masuk Jaringan Pengajar Ideologi Pancasila

Sebarkan artikel ini
Rektor UIN Bukittinggi Silfia Hanani saat TOT Ideologi Pancasila di Jakarta
Rektor UIN Bukittinggi Silfia Hanani saat TOT Ideologi Pancasila di Jakarta

Datateks.id –  Nama Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi Silfia Hanani masuk dalam jaringan nasional penggerak ideologi Pancasila.

Keikutsertaannya dalam Pelatihan Calon Pengajar Utama Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila (Diklat PIP) pada 8–10 Juli 2025 di Jakarta bukan sekadar partisipasi.

Silfia Hanani kini menjadi bagian dari jejaring nasional untuk memperkuat nilai Pancasila di lingkungan pendidikan tinggi.

Dari total 78 peserta dari seluruh Indonesia, Silfia Hanani merupakan satu-satunya akademisi perempuan asal Sumatera Barat.

“Bagi saya, ini bukan sekadar kegiatan teknis. Ini adalah proses seleksi intelektual dan ideologis yang secara halus menempatkan UIN Bukittinggi dalam jaringan kebangsaan yang lebih luas,” ujarnya.

Silfia menilai pelatihan tersebut mencerminkan keseriusan negara untuk menjadikan kampus sebagai garda terdepan dalam penguatan ideologi bangsa.

Ia juga menegaskan bahwa tanggung jawab ideologis kini menjadi bagian dari agenda besar UIN Bukittinggi.

Selama pelatihan, para peserta mendapatkan materi seputar arah kebijakan nasional BPIP dan strategi pelatihan digital melalui platform LMS.

Selain itu ada juga materi tentang pendekatan historis filosofis terhadap Pancasila hingga pemahaman atas isu-isu kontemporer kebangsaan.

Di akhir pelatihan, ada penilaian melalui pre-test, post-test, serta penugasan akademik sebagai bentuk evaluasi komprehensif. .

Namun bagi Silfia, yang lebih penting adalah proses penyaringan figur strategis.

Figur ini penting karena kelak akan menjadi penggerak utama pendidikan ideologi di kampuuus dan lembaga tinggi negara.

Sebagai rektor perempuan di kampus Islam negeri, Silfia Hanani menyuarakan pentingnya kepemimpinan yang tidak hanya akademik, tetapi juga ideologis dan inklusif.

“Saya percaya, Pancasila dan Islam bukan dua hal yang saling meniadakan, tapi dua sumber nilai yang saling menguatkan,” katanya.

Ia menegaskan, UIN Bukittinggi telah dan akan terus menjadi kampus yang religius, ilmiah, sekaligus ideologis, dengan memasukkan semangat kebangsaan kedalam program, kurikulum, dan budaya akademik.

Partisipasi Silfia Hanani dalam jaringan nasional pengajar utama ideologi ini membuka jalan bagi UIN Bukittinggi untuk lebih aktif berperan dalam membentuk wajah kebangsaan generasi muda.

“Saya percaya, UIN Bukittinggi bisa menjadi pusat nilai Pancasila yang kuat di Indonesia Barat. Kampus Islam harus menjadi penjaga nilai-nilai dasar bangsa,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *