HEADLINE

Megaproyek Flyover Sitinjau Lauik I Sepanjang 2,77 Km Perluas Akses ke Destinasi Wisata Unggulan Sumbar

×

Megaproyek Flyover Sitinjau Lauik I Sepanjang 2,77 Km Perluas Akses ke Destinasi Wisata Unggulan Sumbar

Sebarkan artikel ini
Foto ilustrasi megaproyek Flyover Panorama I atau Flyover Sitinjau Lauik I yang akan dikerjakan oleh PT Hutama Karya dan PT Hutama Karya Infrastruktur. [Foto: Dok. Hutama Karya]

Datateks.id – Satu lagi megaproyek infrastruktur di Sumatera Barat (Sumbar) segera dikerjakan. Megaproyek tersebut adalah Flyover Panorama I atau Flyover Sitinjau Lauik I, yang akan dilaksanakan oleh PT Hutama Karya (Persero) bersama anak usahanya PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI).

Bagi Hutama Karya dan HKI, megaproyek ini makin memperkuat posisi mereka sebagai pemain utama dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia. Proyek KPBU Flyover Panorama I (Sitinjau Lauik I), akan menghubungkan Kota Padang dan Solok, yang merupakan bagian dari jalan nasional dan Lintas Sumatera, merupakan contoh nyata dari kerja sama pemerintah dan swasta yang efektif dalam mengembangkan infrastruktur di Indonesia.

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk proyek KPBU Sitinjau Lauik I itu sendiri telah dilaksanakan pada pertengahan Maret lalu, di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta oleh Direktur Jenderal Bina Marga Roy Rizali Anwar dan Direktur PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (HPSL) Michael AP Rumenser.

Acara penandatanganan PKS dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PU Mohammad Zainal Fatah, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Rachman Arief Dienaputra, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Sudarto, dan Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Muhammad Wahid Sutopo.

Kemudian, Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Vasko Ruseimy, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto, Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya Rizky Agung, Executive Vice President (EVP) Divisi Pengembangan Bisnis dan Manajemen Portofolio Hutama Karya Ekwan Hadyanto,  Direktur Utama PT HKI Aji Prasetyanti, dan Direktur Operasi II PT Hutama Karya Infrastruktur M. Rozi Rinjayadi.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU, Rachman Arief Dienaputra menjelaskan bahwa proyek KPBU ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas di tikungan Panorama I (Sitinjau Lauik I) yang dikenal sebagai daerah rawan kecelakaan.

“Memperhatikan identifikasi hazard dan penilaian risiko, lokasi tikungan Sitinjau Lauik I termasuk ke dalam daerah rawan kecelakaan, karena memiliki tikungan atau geometrik jalan yang cukup tajam. Sehingga, diperlukan penanganan dengan melakukan perubahan geometrik melalui pembangunan jalan baru yang sesuai dengan standar teknis, keselamatan, dan kenyamanan lalu lintas,” ungkap Rachman Arief dalam keterangannya, dikutip Datateks.id Senin (7/4/2025).

Sementara itu, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menyampaikan bahwa proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Flyover Sitinjau Lauik ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas infrastruktur di Sumatera Barat.

“Dengan skema KPBU, kita dapat memastikan bahwa proyek ini tidak hanya cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur, tetapi juga berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat,” kata dia.

Lebih lanjut Adjib menjelaskan bahwa agenda penandatanganan meliputi Perjanjian KPBU antara Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) dan Direktur Utama Hutama HPSL selaku Badan Usaha Pelaksana (BUP) dan Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur (KSPI) antara PJPK dan Direktur Utama Hutama HPSL.

Proyek ini melibatkan PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (PT HPSL) sebagai BUP, yang dibentuk oleh konsorsium antara Hutama Karya (55%) dan HKI (45%). Proyek bernilai Rp2,793 triliun ini diperkirakan akan selesai dalam waktu 2,5 tahun masa konstruksi dan 10 tahun masa operasi. Adapun pekerjaan meliputi perencanaan teknis, pembangunan jalan dan jembatan (flyover) sepanjang 2,774 km, serta preservasi selama masa operasional.

Setelah selesai, proyek Flyover Sitinjau Lauik diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat signifikan bagi masyarakat Sumbar. Antara lain meningkatkan konektivitas antarwilayah di Sumbar, mempercepat mobilitas penduduk, dan memudahkan akses ke fasilitas umum; juga mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas di jalur Padang-Solok yang terkenal ekstrem, sehingga perjalanan menjadi lebih aman dan nyaman.

Baca juga: Flyover Sitinjau Lauik akan Dibangun Selama 2,5 Tahun dengan Investasi Rp2,793 T

“Flyover ini juga akan membuka akses lebih luas ke destinasi wisata unggulan di Sumatera Barat, seperti Danau Singkarak dan Lembah Harau, sehingga meningkatkan potensi pariwisata di wilayah tersebut, maupun memperlancar distribusi barang dan logistik, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan menurunkan biaya logistik, serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga lokal,” kata Adjib.

[Redaksi Datateks.id]