Nasional

UIN Bukittinggi Dukung Seruan Menag untuk Menjaga Marwah Pesantren

×

UIN Bukittinggi Dukung Seruan Menag untuk Menjaga Marwah Pesantren

Sebarkan artikel ini
Rektor UIN Bukittinggi Silfia Hanani saat melaunching delapan jurnal ilmiah baru.
Rektor UIN Bukittinggi Silfia Hanani saat melaunching delapan jurnal ilmiah baru.

 

Datateks.id – Rektor UIN Bukittinggi Silfia Hanani mengapresiasi dan menduukung penuh seruan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar untuk menjaga marwah pesantren.

Silfia Hanani menegaskan pesantren merupakan lembaga pendidikan moral dan budaya yang berperan besar dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia.

Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, melainkan juga sistem nilai yang hidup.

Selama ini, pesantren selalu menjadi benteng moral dan sumber keteladanan sosial.

“Pesantren itu model pendidikan karakteri yang paling otentik di Indonesia. Di sana ada nilai keikhlasan, kesederhanaan,, dan tanggung jawab sosial yang tumbuh secara alami,” kata Silfia Hanani.

Baca Juga: Kapan Pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru Dilanjutkan? Ini Kata Menko AHY

Pakar Sosiologi itu menambahkan seruan Menag untuk berhati-hati membangun narasi tentang pesantren sudah sangat tepat.

Dalam era digital saat ini, pesantren sering menjadi objek pemberitaan yang kurang proporsional.

Padahal, di balik kesederhanaannnya, pesantren telah menjadi sumber nilai luhur bagi masyarakat.

“Tentu harus lebih berhati-hati bernarasi ataupun menggunakan simbol-simbol pesantren. Ada etika dan nilai yang harus dihormati. Satir atau komedi tidak boleh melanggar kesatuan ini,” tambahnya.

Terkait hubungan santri dan kiai, menurut Silfia Hanani, hal tersebut bukan sekadar antara guru dan murid.

Hubungan itu lebih seperti relasi spritual yang membentuk karakter sosial.

“Ini lebih ke refleksi dari nilai adab. Di sana lahir budaya hormat kepada orang tua dan pemimpin,” ucapnya.

Silfia Hanani berharap kejadian yang muncul dari narasi salah satu TV Swasta ini tidak berujung pada permusuhan pesantren dengan media.

Sebaliknya, kejadian ini harus menjadi pintu dialog dann refleksi bersama, terutama media yang berperan dalam menyampaikan informasi.

“Pesantren selalu mengajarkan sikap memaafkan. Akan tetapi, kita juga perlu belajar menghormati. Itulah nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Islam,” tutupnya.

Sebelumnya, Menag Nasaruddin Umar menyesalkan tayangan salah satu televisi swasta Indonesia yang menyinggung kehidupan santri.

Tayangan tersebut dianggap memuat narasi satir yang merendahkan nilai kesatuan pesantren.

Nasaruddin Umar meminta seluruh pihak untuk berhati-hati membangun narasi tentang pesanntren.

Dia menegaskan bahwa pesantren adalah bagian penting dari sejarah dan peradaban bangsa Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *