Datateks.id – Mudik lebaran tahun ini terasa berbeda. Para pemudik bergerak lebih awal dari biasanya.
Kebijakan Work From Anywhere (WFA) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan percepatan libur sekolah membuat arus mudik terjadi lebih dini daripada tahun sebelumnya.
Kementerian Perhubungan memperkirakan ada sekitar 146 juta orang yang akan melakukan mudik 2025.
Puncak arus mudik diprediksi jatuh pada hari ini, Jumat (28/3), atau tiga hari sebelum Idul Fitri yang jatuh pada 31 Maret 2025.
PT Jasa Marga mencatat, pada 21 Maret 2025, lebih dari 115 ribu kendaraan sudah meninggalkan Jabodetabek.
Angka ini naik sekitar 37 persen daripada periode yang sama di tahun lalu.
Tak hanya jalur darat yang mengalami lonjakan, moda transportasi umum juga mencatat peningkatan signifikan.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) melaporkan lebih dari 174 ribu penumpang sudah memulai perjalanan mudik sejak 22 Maret 2025.
Baca Juga: One Way Padang-Bukittinggi Mulai Diberlakukan, Polisi Imbau Pengendara Tak Lawan Arus
Lonjakan terjadi hingga 42,4 persen daripada tahun sebelumnya.
Moda transportasi lainnya juga ikut mengalami kenaikan.
Jumlah penumpang kapal feri melonjak 28,3 persen, peningkatan jumlah penumpang pesawat juga naik 15,3 persen, dan penumpang bus melonjak hingga 4,41 persen.
Hingga 23 Maret 2025, ada sekitar 2,37 juta orang yang sudah berangkat ke kampung halaman.
Angka ini mengalami lonjakan sekitar 30 persen daripada periode yang sama di tahun lalu.
WFA dan Libur Sekolah Memecah Konsentrasi Arus Mudik
Peningkatan arus mudik ini tak bisa lepas dari kebijakan yang membuat masyarakat leluasa dalam menentukan waktu mudik.
Sejak penerapan WFA selama empat hari dari Senin hingga Kamis, para PNS mulai mudik sejak 21 Maret 2025 tanpa harus menunggu cuti bersama.
Selain itu, jadwal libur sekolah dimajukan dari 24 Maret ke 21 Maret 2025.
Para siswa mendapatkan libur selama 2,5 minggu.
Ini memungkinkan banyak keluarga mudik lebih awal sehingga kepadatan arus kendaraan bisa lebih tesebar.
Untuk mendukung perjalanan lebih nyaman, pemerintah juga memberikan sejumlah insentif bagi pemudik.
Harga tiket pesawat dipangkas 13 sampai 14 persen untuk periode 24 Maret hingga 7 April 2025.
Pemerintah juga memberlakukan diskon untuk tarif tol yang berlaku hingga 28 Maret 2025.
Pemotongan biaya ini memberikan dampak positif terhadap arus mudik.
Total Pemudik Menurun
Meski arus mudik terjadi lebih awal, namun jumlah pemudik diperkirakan turun drastis daripada tahun lalu.
Total pemudik 2025 diperkirakan mencapai 146 juta orang.
Angka ini jauh lebih kecil daripada tahun 2024 dengan jumlah pemudik 226 juta orang atau berselisih 80 juta orang dari pemudik tahun ini.
Penyebab penurunan pemudik ini adalah kondisi ekonomi yang masih penuh tantangan.
Selain itu ada kebijakan penghematan dan melemahnya daya beli masyarakat.
Situasi ini membuat masyarakat lebi berhati-hati dalam mengatur pengeluaran.
Walau jumlah pemudik lebih sedikit, pola perjalanan mudik 2025 lebih fleksibel daripada sebelumnya.
Dengan waktu keberangkatan yang lebih tersebar dan adanya berbagai insentif dari pemerintah, pemudik bisa lebih nyaman dan tidak terlalu padat di waktu tertentu. (Redaksi)
Respon (1)