Datateks.id- Puasa sudah, Lebaran pun usai. Permohonan maaf telah terucap, kini saatnya kembali menata hidup dengan semangat baru.
Seperti menyulam kain kehidupan, kita lanjutkan perjalanan dengan kinerja dan motivasi yang lebih tinggi.
Ibarat anak panah yang dilepaskan, kita harus melesat menuju kesuksesan tanpa batas.
Satu bulan penuh Ramadhan telah mengajarkan kita banyak hal.
Bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga meningkatkan kesalehan individu dan sosial.
Ramadhan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik, mendidik kita dalam ketaatan kepada Allah, sekaligus mengajarkan nilai-nilai sosial yang mendalam.
Salah satu pelajaran paling berharga dari Ramadhan adalah disiplin.
Kita dilatih untuk mengatur waktu dengan baik, menahan diri, serta menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Lebih dari itu, kita diajarkan untuk memiliki empati, kepedulian, dan solidaritas terhadap sesama.
Puasa mengajarkan kita untuk merasakan penderitaan mereka yang kurang beruntung, sekaligus memantaskan diri agar menjadi pribadi yang mampu menolong dan mendukung mereka yang terpinggirkan.
Disiplin yang kita latih selama Ramadhan seharusnya tidak berhenti setelah Syawal.
Ini adalah modal penting dalam membangun peradaban yang lebih baik.
Baca Juga: Masa Depan Ekonomi Agam: Pariwisata dan Inovasi Berkelanjutan
Bangsa-bangsa maju telah membuktikan bahwa kemajuan mereka bertumpu pada kedisiplinan masyarakatnya.
Begitu pula dengan individu, kesuksesan sangat bergantung pada sejauh mana seseorang bisa menerapkan disiplin dalam hidupnya.
Di Indonesia, disiplin masih menjadi tantangan besar. Dalam ekonomi, politik, budaya, hingga kehidupan sosial, kita masih sering melihat kurangnya keteraturan.
Sampah yang berserakan, ketidakpatuhan pada aturan lalu lintas, hingga rendahnya kedisiplinan dalam bekerja adalah contoh nyata.
Jika kita ingin membangun bangsa yang lebih maju dan bermartabat, maka disiplin harus menjadi bagian dari kesadaran kolektif kita.
Ramadhan telah mengajarkan kita pentingnya disiplin.
Sekarang, tugas kita adalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan disiplin, kita tidak hanya memperbaiki diri sendiri, tetapi juga ikut serta dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Mari jadikan pelajaran Ramadhan sebagai pijakan untuk terus berkembang, melesat lebih tinggi, dan menembus batas kesuksesan.
Penulis:
Prof. Silfia Hanani
Rektor UIN Bukittinggi
Respon (1)