OPINI

Masa Depan Ekonomi Agam: Pariwisata dan Inovasi Berkelanjutan

×

Masa Depan Ekonomi Agam: Pariwisata dan Inovasi Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
Dr. Syamsul Bahri, ST.MM Dosen, Ekonom pengembangan ekonomi lokal berbasis pariwisata dan kearifan lokal
Dr. Syamsul Bahri, ST.MM Dosen, Ekonom pengembangan ekonomi lokal berbasis pariwisata dan kearifan lokal

Pilkada serentak di Indonesia telah usai. Seiring itu, tumbuh harapan baru bagi masyarakat Kabupaten Agam.

Mereka yang terpilih dari Pilkada serentak itu harus mampu memikul beban pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan pembanngunan berkelanjutan.

Dengan potensi yang ada di Kabupaten Agam, mampukah kabupaten perdagangan melangkah lebih maju dann bersaing dengan daerah lain?

Lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan tren positif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat, PDRB Kabupaten Agam atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp14,5 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp16,8 triliun pada tahun 2023.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tetap menjadi kontributor terbesar, menyumbang sekitar 35% dari total PDRB.

Namun, pandemi Covid-19 sempat menyebabkan kontraksi ekonomi sebesar -1,23% pada tahun 2020 sebelum kembali pulih menjadi 3,98% pada tahun 2021 dan terus meningkat hingga 5,21% pada tahun 2023.

Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Sumatera Barat, maka pertumbuhan ekonomi Agam berada di tingkat menengah.

Posisi itu masih di bawah daerah dengan sektor industri yang lebih kuat seperti Kota Padang dan Kabupaten Dharmasraya.

Potensi dan Hambatan Ekonomi Kabupaten Agam

Kabupaten Agam memiliki potensi ekonomi besar di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, serta pariwisata.

Hamparan lahan pertanian yang subur di Kecamatan Tanjung Raya dan Baso mendukung produksi pangan, sementara perairan Danau Maninjau menyediakan sumber perikanan yang melimpah.

Namun, berbagai kendala masih menghambat optimalisasi potensi tersebut.

Salah satu permasalahan utama adalah ketimpangan pembangunan antarwilayah, yang menyebabkan akses infrastruktur dan layanan ekonomi belum merata.

Baca Juga: Mendorong Dakwah Melalui Film

Di daerah pelosok seperti Palupuh, akses jalan yang kurang memadai menjadi kendala utama bagi petani dalam mendistribusikan hasil panennya.

Selain itu, banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan permodalan, akses pasar, serta pemanfaatan teknologi digital.

Sektor pariwisata pun belum berkembang maksimal akibat keterbatasan infrastruktur dan promosi yang kurang efektif.

Selain tantangan ekonomi, Kabupaten Agam juga menghadapi berbagai permasalahan sosial.

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Agam pada tahun 2024 mencapai 6,83%, meningkat dari 6,60% pada tahun sebelumnya.

Jumlah penduduk miskin meningkat dari 33,41 ribu jiwa menjadi 34,82 ribu jiwa.

Kabupaten Agam menempati urutan ke-5 dalam jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat, dengan rata-rata tingkat kemiskinan provinsi sebesar 5,97%.

Tingkat pengangguran di Kabupaten Agam dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren yang fluktuatif.

Berdasarkan data BPS Sumatera Barat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Agam pada tahun 2023 tercatat sebesar 5,21%, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 4,98%.

Modernisasi dan Revitalisasi Peran Adat

Perbedaan pemahaman antara generasi muda dan para tetua adat mengenai peran adat dalam kehidupan modern menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga kelestarian nilai-nilai budaya di Kabupaten Agam.

Peran ninik mamak dalam dinamika sosial dan politik lokal tetap signifikan, mempengaruhi kebijakan serta pola kepemimpinan di daerah.

Dalam era modernisasi, diperlukan revitalisasi peran ninik mamak agar tetap relevan dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan sosial Kabupaten Agam.

Strategi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, diperlukan strategi pembangunan ekonomi yang berfokus pada penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai lokomotif pertumbuhan.

Selain itu, peningkatan infrastruktur, pemberdayaan UMKM, serta penguatan regulasi dan kebijakan investasi akan menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan di Kabupaten Agam.

Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan

  • Promosi destinasi wisata melalui platform digital dan media sosial.
  • Membangun infrastruktur pendukung seperti akses jalan ke lokasi wisata dan fasilitas akomodasi.
  • Mendorong keterlibatan masyarakat lokal dalam industri pariwisata melalui pelatihan dan pembentukan desa wisata.
  • Mengembangkan ekowisata berbasis konservasi lingkungan.

Inovasi dan Digitalisasi Ekonomi

  • Memfasilitasi pelaku UMKM dalam adopsi teknologi digital.
  • Mendirikan pusat inovasi dan inkubator bisnis bagi wirausaha muda.
  • Meningkatkan akses permodalan bagi UMKM dan startup lokal.

Pembangunan Infrastruktur yang Inklusif

  • Mempercepat pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan.
  • Mengembangkan jaringan internet dan teknologi komunikasi.
  • Menyediakan fasilitas umum yang ramah lingkungan.

Revitalisasi Peran Adat dan Sosial

  • Mendorong peran ninik mamak dalam pembangunan ekonomi melalui pendekatan berbasis kearifan lokal.
  • Mengadakan dialog antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku adat.

Penguatan Sektor Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan

  • Memberikan akses petani terhadap pupuk bersubsidi dan teknologi pertanian modern.
  • Mengembangkan sistem irigasi yang lebih baik untuk mengatasi risiko gagal panen.
  • Mengatasi sedimentasi Danau Maninjau dengan program pengerukan dan pelestarian ekosistem perairan.

Pembangunan Bandara dan Pelabuhan untuk Ekonomi Masa Depan

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu membangun bandara dan pelabuhan di Kabupaten Agam.

Pembangunan bandara dapat dilakukan di Kecamatan Matur karena memiliki lahan datar dan lokasi strategis, sedangkan pelabuhan dapat dikembangkan di Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, untuk meningkatkan ekspor hasil perikanan dan pertanian.

Dengan menerapkan strategi ini, Kabupaten Agam dapat mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata, inovasi digital, serta infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Penguatan sektor unggulan melalui pendekatan berbasis teknologi dan kearifan lokal akan meningkatkan daya saing ekonomi serta kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan, sekaligus menjaga kelestarian budaya dan lingkungan untuk generasi mendatang.

Penulis:

Dr. Syamsul Bahri, ST.MM

Dosen, Ekonom pengembangan ekonomi lokal berbasis pariwisata dan kearifan lokal

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *