DAERAH

Harimau Sumatera Penghuni TMSBK Bukittinggi Bertambah, Banun Kinantan akan Diperkenalkan 28 April

×

Harimau Sumatera Penghuni TMSBK Bukittinggi Bertambah, Banun Kinantan akan Diperkenalkan 28 April

Sebarkan artikel ini
Anak Harimau Sumatera, betina, bernama Banun Kinantan, ahir di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) atau Kebun Binatang Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). [Foto: Dok. Antara/Al Fatah]

Datateks.id – Hariman Sumatera bernama ilmiah Panthera Tigris Sumatrae, penghuni Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) atau Kebun Binatang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) kembali bertambah.

Ini menyusul lahirnya seekor bayi Harimau Sumatera berjenis kelamin betina yang telah diberi nama Banun Kinantan.

Dokter Hewan TMSBK Bukittinggi drh Yoli Zulfanedi menyebutkan, Banun Kinantan persisnya lahir pada 28 Desember 2024 dari pasangan Harimau Sumatera indukan bernama Mantagi (10 tahun) dan pejantan bernama Bujang Mandeh (12 tahun).

“Kelahiran Banun menambah koleksi Harimau Sumatra di TMSBK menjadi delapan ekor. Ini belum termasuk satu ekor harimau Sumatra lagi yang masih dalam masa observasi,” katanya melansir Antara, Senin (21/4/2025).

Sebelumnya, sudah ada tujuh ekor Harimau Sumatera di TMSBK, yakni: Bancah (jantan, 20 tahun); Dara Jingga (betina, 16 tahun); Bujang Mandeh (jantan, 12 tahun); Mantagi (betina, 10 tahun); Bujang Kinantan (jantan, 8 tahun); Yani (betina, 8 tahun); Boncel (jantan, 7 tahun). Kini hadir Banun Kinantan, betina yang telah berusia 3,5 bulan.

Selain delapan harimau tersebut, juga ada Si Mauang, Harimau Sumatera betina berusia 3 tahun yang dievakuasi masuk ke TMSBK pada 12 Maret 2025 setelah konflik dengan warga di Taruyan, Nagari Tigobalai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.

“Si Mauang bisa jadi dilepasliarkan ke habitatnya atau dirawat di TMSBK Bukittinggi sebagai lembaga konservasi,” kata Yoli Zulfanedi.

Dengan beberapa kali kelahiran Harimau Sumatera, TMSBK Bukittinggi menunjukkan keberhasilan menjalankan tugas sebagai lembaga yang mengelola konservasi ex-situ (di luar kawasan hutan).

Sementara itu keeper atau penjaga, Amril mengatakan, Banun telah diberi makan daging sapi dan daging ayam. Dalam sehari Banun bisa menghabiskan setengah hingga sekilo daging.

“Sampai saat ini Banun masih diberi susu dua kali sehari, pagi dan sore. Induknya hanya mau menyusui anaknya selama seminggu sejak lahir,” kata Amril.

Banun Kinantan direncanakan segera diperkenalkan kepada publik secara resmi oleh Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias pada 28 April 2025 mendatang.

“Banun akan diperkenalkan kepada publik oleh wali kota kita saat acara pertemuan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang diadakan di Bukittinggi nanti. APEKSI merupakan organisasi yang mewakili pemerintah kota di Indonesia,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi Rofie Hendria.

Baca juga: Megaproyek Flyover Sitinjau Lauik I Sepanjang 2,77 Km Perluas Akses ke Destinasi Wisata Unggulan Sumbar

Selain sebagai objek wisata andalan, TMSBK Bukittinggi juga sebagai Lembaga Konservasi di bawah binaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Barat (Sumbar) yang telah membuktikan dapat melaksanakan tugas untuk menjaga, merawat dan mengembangbiakkan koleksi satwa, khususnya Harimau Sumatera yang dilindungi dan hampir punah.

[Redaksi]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *