Datateks.id – Bandara Internasional Minangkabau atau BIM, akan punya keunikan baru. Ke depan, pengumuman resmi di bandara kebanggaan orang Sumatera Barat (Sumbar) ini, akan disampaikan juga dalam Bahasa Minang. Dengan demikian, pengumuman di BIM akan disampaikan dalam 3 bahasa: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Minangkabau.
Penggunaan Bahasa Minang di Bandara Minangkabau, telah dibahas Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pihak Angkasa Pura II sekalu pengelola BIM.
Menurut Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy Bahasa Minang dipakai untuk pengumuman resmi di BIM merupakan inovasi untuk memperkuat identitas budaya Minangkabau dan memberikan pengalaman autentik bagi pengunjung yang datang ke Ranah Minang.
Kebijakan ini, kata dia, telah melalui rangkaian komunikasi intensif antara Pemprov Sumbar dengan pihak Angkasa Pura II.
“Kami ingin para pengunjung, baik wisatawan maupun penduduk lokal, merasakan keunikan budaya Minangkabau sejak pertama kali menginjakkan kaki di bandara. Penggunaan Bahasa Minang untuk pengumuman resmi diharapkan dapat menciptakan nuansa yang lebih khas dan berkesan,” kata Vasko Ruseimy dalam keterangannya, dikutip Rabu (19/3/2025).
Lebih lanjut disampaikan, selain Bahasa Minang, Pemprov Sumbar dan Angkasa Pura II juga menyepakati penggunaan pakaian adat Minangkabau oleh petugas bandara. Petugas pria akan mengenakan “deta”, pakaian tradisional khas laki-laki Minangkabau. Sementara petugas wanita akan menggunakan “tangkuluak”, penutup kepala yang menjadi simbol penting dalam busana tradisional perempuan Minang.
Vasko yakin, inisiatif ini akan mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan masyarakat. Ia melihat langkah ini sebagai upaya nyata untuk melestarikan kekayaan budaya lokal di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
“Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memperkuat identitas budaya dan mempromosikan nilai-nilai Minangkabau kepada dunia. Dengan sentuhan budaya lokal, kami berharap bisa memberikan kesan mendalam bagi setiap orang yang berkunjung ke Sumbar,” kata dia.
Lebih jauh menurut Vasko, penggunaan Bahasa Minang di fasilitas publik seperti bandara juga dapat membantu pelestarian bahasa daerah yang semakin tergerus oleh modernisasi.
Inisiatif Wagub Sumbar ini sejalan dengan strategi pengembangan pariwisata daerah. BIM sebagai gerbang utama kedatangan wisatawan ke Sumbar diharapkan dapat memberikan kesan pertama yang kuat tentang kekayaan budaya Minangkabau.
“Bandara bukan sekadar tempat transit, melainkan pintu gerbang budaya yang mencerminkan kekhasan dan keramahtamahan masyarakat Minangkabau,” tegas Vasko.
Dengan menampilkan elemen budaya lokal di bandara, Pemprov Sumbar berharap dapat meningkatkan daya tarik wisata Sumbar.
“Suasana khas Minangkabau diharapkan mampu menciptakan pengalaman berbeda bagi wisatawan sejak awal kunjungan mereka,” tuturnya.
Ditambahkan, implementasi penggunaan Bahasa Minang dan pakaian adat di BIM akan dilakukan secara bertahap. Pemprov Sumbar bersama Angkasa Pura sedang menyusun standar operasional yang tepat untuk memastikan pelaksanaan kebijakan berjalan efektif tanpa mengganggu fungsi utama bandara.
Baca juga: Mengenal 9 Geopark Ranah Minang yang Unik Menakjubkan dan Layak Dikunjungi
“Kami ingin para wisatawan dan masyarakat merasa lebih dekat dengan budaya Minangkabau. Dengan penggunaan bahasa Minang, kami harap bisa memberikan nuansa yang lebih otentik dan memperkaya pengalaman setiap orang yang datang ke Sumatera Barat,” kata Vasko Ruseimy.
[Redaksi Datateks.id]
Respon (1)