Nasional

Misi Prabowo: Diplomasi 5 Negara Demi Nyawa Anak-anak Gaza

×

Misi Prabowo: Diplomasi 5 Negara Demi Nyawa Anak-anak Gaza

Sebarkan artikel ini
Presiden Prabowo Subianto melakukan diplomoasi ke lima negara Arab untuk mengevakuasi 1000 warga Gaza.
Presiden Prabowo Subianto melakukan diplomoasi ke lima negara Arab untuk mengevakuasi 1000 warga Gaza.

Datateks.id – Presiden Prabowo Subianto lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusuma.

Tanpa seremoni besar, pesawat Kepresidenan PK-GRD yang ia tumpangi mengarah ke Timur Tengah, mengawali misi diplomatik senyap ke lima negara: Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, Qatar, dan Jordania.

Di balik perjalanan ini, tersimpan satu pesan kemanusiaan yang mendesak, menyelamatkan anak-anak Gaza.

“Indonesia siap mengevakuasi 1.000 warga Gaza, terutama mereka yang terluka, trauma, dan anak-anak yatim piatu,” tegas Prabowo.

Misi kemanusiaan ini, menurut Prabowo, hanya akan dijalankan jika semua pihak memberikan restu.

Ia menekankan, evakuasi bersifat sementara.

Sri Mulyani Bicara Blak-blakan: Dunia Retak karena Trump

“Saat Gaza pulih, mereka akan kembali ke tanah asal mereka,” katanya.

Inilah mengapa Prabowo memilih terbang langsung, bertemu para pemimpin negara kawasan, dan merundingkan langkah paling sensitif dalam diplomasi kemanusiaan.

Pemerintah Indonesia menyiapkan serangkaian pesawat militer untuk mengangkut warga Gaza.

Rencana evakuasi ini menjadi respon atas desakan komunitas internasional agar Indonesia mengambil peran lebih aktif, sebagai negara non-blok dengan populasi Muslim terbesar di dunia,.

Ini sekaligus simbol netralitas dalam konflik panjang Palestina-Israel.

“Indonesia dianggap bisa diterima semua pihak yang bertikai,” ujar Prabowo.

“Karena itu, kami siap bila diminta, sesuai kapasitas dan kemampuan Indonesia.”

Ia bahkan mengutus Menteri Luar Negeri Sugiono untuk berdiskusi langsung dengan otoritas Palestina mengenai teknis evakuasi.

Sejauh ini, Indonesia telah menunjukkan komitmennya. Sejak awal 2024, bantuan makanan, obat-obatan, alat kesehatan, hingga air bersih dikirim ke Gaza.

KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat, kapal rumah sakit TNI AL, telah bersandar selama berbulan-bulan di El Arish, Mesir, melayani warga Gaza yang terluka.

Tak hanya itu, tenaga medis dari Korps Kesehatan TNI juga dikirim ke Rafah dan El Arish.

Mereka membantu di rumah sakit lapangan milik Uni Emirat Arab, meskipun di bawah ancaman tembakan dan kekacauan.

“Kita bersyukur. Saya berterima kasih kepada prajurit kita yang terus bekerja di bawah kondisi berbahaya,”  ucapnya

Diplomasi Melawan Waktu dan Luka

Langkah Prabowo ini datang seiring dengan meningkatnya konsolidasi dunia Arab.

Pada 12 Maret 2025 lalu, para Menlu dari Arab Saudi, Mesir, Qatar, Yordania, dan UEA menggelar pertemuan di Doha, Qatar, bersama Sekjen PLO Hussein Al-Sheikh.

Fokusnya jelas: menyatukan sikap Arab, membangun Gaza, dan mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Pertemuan itu juga dihadiri oleh Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, yang diajak berunding mengenai skema rekonstruksi Gaza yang telah disepakati dalam KTT Arab di Kairo.

Targetnya ambisius: lima tahun rekonstruksi dengan dana sebesar 53 miliar dolar AS, tanpa menggusur warga Gaza.

Para diplomat Arab menolak rencana lama Donald Trump yang sempat ingin mengubah Gaza menjadi kawasan wisata setelah relokasi massal warga Palestina.

Dunia Arab menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis.

Kini, tekanan terhadap Israel semakin besar. Mahkamah Internasional (ICJ) sedang memproses gugatan genosida.

Sementara Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menhan Yoav Gallant atas kejahatan perang.

Prabowo sadar, ia tidak hanya membawa misi kemanusiaan, tetapi juga kehormatan bangsa.

Indonesia tidak datang dengan tekanan, melainkan dengan tangan terbuka, menawarkan ruang aman sementara bagi para korban.

Namun misi ini, sebagaimana disebut Prabowo, bukan perkara mudah.

“Ini rumit. Tapi komitmen Indonesia untuk keselamatan rakyat Palestina membuat kita tak bisa diam.”

Saat dunia semakin bising dengan derap senjata dan debat politik, Prabowo memilih jalan diam: mengetuk pintu satu per satu, berbicara dari hati ke hati, dan menyusun diplomasi dari kepedihan manusia.

Kini, dunia menanti: apakah langkah Indonesia mampu membuka koridor harapan di tanah yang porak poranda itu?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *