Datateks.id – Vatikan menyambut era baru kepemimpina Gereja Katolik.
Ribuan umat dari berbagai penjuru dunia berkumpul pada Minggu (18/5) pagi di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Mereka menyaksikan sejarah terukir, pelantikan Paus Leo XIV, paus pertama asal Amerika Serikat.
Gemuruh sorakan Viva il Papa dan Papa Leone, massa memadati jalanan Roma menyambut hangat Paus XIV.

Pria yang dahulu bernama Kardinal Robert Francis Prevost kelahiran Chicago melambaikan tangan dari atas Popemobile putihhnya.
Dia tersenyum dan memberkati bayi-bayi yang digendong umat.
Di sisi kanan dan kirinya, bendera Amerika dan Peru berkibar bersamaan sebagai simbol akar lintas budaya yang ia bawa ke takhta Santo Petrus.
Baca Juga: Ramah dan Inklusif: UIN Bukittinggi Apresiasi Kebijakan Haji 2025
Misa pelantikan digelar pukul 10.00 pagi waktu setempat.
Ini adalah momen sakral yang menandai awal kapausan baru, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat 21 April lalu.
Pada momen itu, Paus Leo XIV menerima duua lambang utama kekuasaannya, pallium, selendang wol domba sebagai simbol gembala umat.
Selain itu ada juga cincin nelayan yang menggambarkan warisan Santo Petrus sebagai pendiri Gereja.
Lebih dari sekadar seremoni, pidato dan doa Paus Leo XIV membawa bobot pesann global.
Dia menyuarakan perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina, sekaligus menaruh perhatian pada derita Gaza yang ia sebut tempat anak-anak, keluarga, dan lansia menderita kelaparan.
Diplomasi Vatikan
Sederet pemimpin duunia, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Peru, Israel, Nigeria, PM Italia, Kanada, Australia, hingga Kanselir Jerman Friedrich Merz hadir di acara pelantikan itu.
Wakil Presiden Amerika Serika JD Vance juga hadir dan sempat berjabat tangan dengan Zelensky, pertemuan singkat yang sarat makna geopolitik.
Dari kalangan bangsawan Eropa, Raja Felipe dan Ratu Letizia dari Spanyo bergabung dalam barisan tokoh internasional.
Mereka menyaksikan transisi penting dalam sejarah Gereja Katolik dan homili Paus Leo XIV tentang kekhawatiran atas perpecahan internal Gereja.
Dalam homili tersebut, Paus XIV juga tidak menutup mata terhadap ketegangan antara kubu konservatif dengan progresif, terutama soal isu moralitas dan kepemimpinan.
Baca Juga: Pendidikan Luar Angkasa: Misi Artemis NASA Menyapa Generasi Masa Depan
Tak hanya isu geopolitik dan doktrinal, Paus Leo XIV juga menegaskan prioritasnya terhadap isu sosial dan lingkungan.
Ia mengecam eksploitasi alam dan peminggiran kaum miskin.
Dua tema ini akan mewarnai kebijakan sosial Vatikan ke depan.
Misa pelantikan bukan sekadar peralihan simbolik, melainkan awal dari perjalanan baru.
Gereja Katolik kini berada di tangan Paus yang tumbuh di Amerika, berakar di Amerika Latin dan berpijak di jantung Eropa.